Lingkungan mikro tanaman
Elemen
lingkungan yang memengaruhi produktivitas tanaman
adalah temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya, angin, polutan,
konsentrasi CO2, serta pH, kadar nutrisi, dan kadar air media tanam. Media
tanam yang digunakan bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam yang
digunakan. Penanaman dengan cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan
pH, nutrisi, dan kadar air media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan
menggunakan media tanah, sehingga penanganan lingkungan mikro akan sedikit berbeda.
Penanganan faktor lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika dibandingkan
dengan penanganan lingkungan mikro tanaman dalam ruangan terbuka, mengingat
bahwa dalam rumah kaca intensitas panas dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan dan struktur bangunan.
Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang
paling penting bagi tanaman karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis
tanaman. Cahaya yang paling penting bagi tanaman adalah cahaya tampak,
yang memiliki panjang gelombang antara 390-700 nm.
Mengendalikan
intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya yang sesuai dapat
dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika intensitas
cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun perlu diperhatikan
bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas cahaya tinggi, ada tanaman
pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau tanaman pertanian dinaungi
untuk tujuan tertentu (misal pohon teh
untuk membuat teh putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis).
Selain
intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang penting.
Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga atau
menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak; misalnya, anggrek cattleya
tidak akan berbunga
jika lamanya penyinaran melebihi 15 jam sehari, bit gula
tidak akan menghasilkan gula yang banyak jika tidak mendapatkan cahaya lebih dari 8 jam
sehari, dan tomat
tidak dipengaruhi lamanya penyinaran. Fenomena ini disebut fotoperiodisme.
Temperatur
Temperatur
merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat penting bagi tumbuhan.
Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara, air, ataupun tanah,
dipengaruhi oleh banyak hal seperti durasi dan intensitas radiasi matahari, laju pindah panas,
laju transpirasi
dan evaporasi, dan aktivitas biologis
di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur udara di sekitar tanaman, namun
sulit mengukur temperatur tanaman itu sendiri. Biasanya temperatur daun digunakan sebagai data yang
mewakili karena permukaan daun yang luas serta kegunaan daun sebagai organ transpirasi
menjadikannya tolok ukur pengukuran temperatur tanaman. Selain itu, temperatur
tanah juga digunakan untuk mengukur temperatur organ perakaran tanaman.
Hubungan
antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman
sangat kompleks, namun pada umumnya memengaruhi kinerja enzim tanaman dan aktivitas air. Tanaman,
selayaknya makhluk hidup lain di bumi ini, kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam
maupun di luar sel.
Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak akan aktif dan cenderung
dorman,
sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan mengalami
pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati. Jika tidak ada aktivitas enzim,
kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik. Selain itu, temperatur yang
tinggi juga akan menyebabkan laju transpirasi meningkat melebihi penyerapan air
oleh akar sehingga sel tanaman akan mengering dan mati.
Temperatur
bersama-sama dengan kelembaban udara adalah yang paling memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kelembaban udara relatif
Kelembaban
udara relatif (atau RH, Relative Humidity),
adalah rasio antara tekanan uap air
aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur
tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air
yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air
maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur
yang sama.
Dalam
konteks budidaya tanaman,
kelembaban udara dipengaruhi dan memengaruhi laju transpirasi tanaman.
Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar
hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan
dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.
Kelembaban
udara, bersama dengan temperatur paling banyak memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hama dan penyakit tanaman.
Kadar karbon dioksida di udara
Karbon dioksida
adalah gas
yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan dasar berlangsungnya fotosintesis.
Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan menghasilkan hasil pertanian karena
karbon dioksida bersama air dan cahaya matahari merupakan bahan dasar proses
pembentukan hasil-hasil pertanian melalui fotosintesis tanaman.
Kecepatan angin
Yang
dimaksud dengan kecepatan angin dalam hal
ini adalah besarannya dan tidak bergantung pada arah. Angin memengaruhi laju
transpirasi, laju evaporasi, dan ketersediaan karbon dioksida di udara. Tanaman
akan mengalami kemudahan dalam mengambil karbon dioksida di udara pada
kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25 m/s. American Society of Agricultural Engineering merekomendasikan kecepatan angin dalam budidaya tanaman
tidak melebihi 1 m/s. Pengendalian kecepatan angin dapat dilakukan jika
budidaya dilakukan dalam greenhouse dengan ventilasi
yang tidak terlalu terbuka serta dinding yang kedap udara.
Polutan
Polutan
adalah segala sesuatu yang mencemari lingkungan. Polutan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa
polutan udara, tanah, maupun air ketika dilakukan irigasi.
Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika udara di sekitar tanaman mengandung amonia dalam kadar 8-40 ppm atau SO2 sebesar 1
ppm. Merkuri,
baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam tanah, dapat menyebabkan
akumulasi merkuri pada hasil pertanian. Keberadaan gas etilena
dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.
Zona perakaran
Akar yang ditanam dalam media
hidroponik
Zona perakaran merupakan
tempat berdirinya tanaman dan sekaligus berfungsi sebagai media tumbuh tanaman.
Lingkungan perakaran juga menjadi sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi
tanaman sebelum diserap oleh tanaman. Zona perakaran juga merupakan tempat
berlangsungnya difusi oksigen ke akar. Zona perakaran tidak hanya berupa media
tanah; penanaman secara hidroponik memungkinkan tanaman ditanam di media non
tanah. Media tersebut antara lain sabut kelapa, arang, vermiculite, rockwool, perlite, air, dan sebagainya. Bahkan
tanaman yang ditanam secara aeroponik tidak memerlukan media tanam
apapun; akar langsung terekspos oleh udara.
0 komentar:
Posting Komentar